Monday 14 December 2015

BELAJAR IKHLAS

الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan bagi-Nya agama ini. (Al-Bayinah : 5).
Yaitu Manusia tidaklah diperintahkan untuk mengerjakan pada seluruh syari’atNya kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan hanya memaksudkan pada seluruh peribadatan tersebut yaitu Wajah Allah semata, apakah peribadatan yang dhahir dan yang bathin dan dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam tulisan singkat ini tidaklah akan membahas bab ikhlas secara panjang lebar yang wajib ada dalam setiap amalan, tetapi hanya kita sampaikan tentang pentingnya menjaga keikhlasan di dalam thalabul ilmi (belajar ilmu agama ini), yaitu belajar ikhlas dalam belajar ilmu agama.
Anas bin Malik r.a menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara. IKHLAS beramal hanya bagi Allah swt. memberikan nasihat yang tulus kepada penguasa, dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim.” (Hr. Ahmad, dikategorikan shahih oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Hajar).
Ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah swt. Sebagai Satu-satunya sesembahan. Atatupun konotasi kehendak selain taqarrub kepada Allah swt. semata. Dapat dikatakan : “Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk.” Dikatakan juga “Keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu-individu manusia.”
Nabi saw. ditanya, apakah ikhlas itu? Nabi saw. bersabda :
“Aku bertanya kepada Jibril as. Tentang ikhlas, apakah ikhlas itu? Lalu Jibril berkata : “Aku bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya? Allah swt. menjawab “Suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang kucintai.” (Hr. Al-Qazwini, riwayat dari Hudzaifah).
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkata : “Keikhlasan adalah menjaga diri dari campur tangan makhluk, dan sifat shidq berarti membersihkan diri dari kesadaran akan diri sendiri. Orang yang ikhlas tidaklah bersikap riya’ dan orang yang jujur tidaklah takjub pada diri sendiri.”
Dzun Nuun al-Mishry berkomentar : “Keikhlaan hanya tidak dapat dipandang sempurna, kecuali dengan cara menetapi dengan sebenar-benarnya dan bersabar untuknya. Sedangkan jujur hanya dapat dipenuhi dengan cara berikhlas secara terus menerus.”
Dzun Nuun al-Mishry menjelaskan : “Ada tiga tanda keikhlasan.
1.        Manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan manusia sama saja;
2.        Melupakan amal ketika beramal; dan
3.        Jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya.”

Mengenai ikhlas manusia pilihan (khawwash), keikhlasan datang kepada mereka bukan dengan perbuatan mereka sendiri. Amal kebaikan lahir dari mereka tetapi mereka menyadari perbuatan baiknya bukan dari diri sendiri, tidak pula peduli terhadap amalnya. Itulah keikhlasan kaum pilihan.”

Buah Keikhlasan
Sesungguhnya pohon keikhlasan akan menghasilkan buah keikhlasan: manis, indah, dan menyenangkan. Karena berasal dari pohon yang baik, akarnya kuat dan kokoh sedangkan cabangnya menjulang ke langit, menghasilkan buahnya setiap saat (Lihat surat Ibrahim: 24-25)
1. Sampai pada hakekat Islam, yaitu penyerahan total pada Allah. Berkata Ibnul Qoyyim, “Meninggalkan syahwat karena Allah adalah jalan paling selamat dari adzab Allah dan paling sukses meraih rahmat Allah. Perbendaharaan Allah, perhiasan kebaikan, lezatnya ketenangan, dan rindu pada Allah, senang dan damai dengan Allah tidak akan diraih oleh hati yang di dalamnya ada sekutu selain Allah, walaupun dia ahli ibadah, zuhud, dan ilmu. Karena Allah menolak menjadikan perbendaharaannya bagi hati yang bersekutu dan cita-cita yang berserikat. Allah memberikan perbendaharaan itu pada hati yang melihat kefakiran, kekayaan bersama Allah; kekayaan, kefakiran tanpa Allah; kemuliaan, kelemahan tanpa Allah, kehinaan, kemuliaan bersama Allah, kenikmatan, adzab tanpa Allah dan adzab adalah kenikmatan bersama Allah.”

2. Selamat dari cinta harta, kedudukan, dan popularitas. Dari Ka’ab bin Malik r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah dua serigala lapar dikirim ke kambing lebih merusak melebihi ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan.” (HR At-Tirmidzi). Ka’ab bin Malik adalah seorang sahabat yang tidak ikut Perang Tabuk karena bersantai-santai. Akibatnya dia mendapat hukuman yang berat, diboikot Rasulullah saw. dan para sahabat selama 50 hari. Tapi dia jujur dan mengatakan apa adanya pada Rasulullah saw., tidak seperti yang dilakukan oleh kaum munafik. Pada saat kondisi sulit dan dunia terasa sempit, muncul tawaran suaka politik dari Raja Ghasan. Ka’ab ikhlas menerima ujian itu dan menolak  segala tawaran politik Raja Ghasan dengan segala kemewahan dan popularitasnya. Dan dia selamat, lebih dari itu peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an.

3. Bebas dari perbuatan buruk dan keji. Nabi Yusuf a.s. adalah salah satu contoh yang diselamatkan Allah swt. dari perbuatan keji dan mesum berkat keikhlasan beliau (lihat surat Yusuf: 24).

4. Ikhlas menjadikan amal dunia secara umum sebagai ibadah yang berpahala. Sesungguhnya banyak sekali amal umum yang jika kita niatkan karena Allah maka akan berpahala. Memberi makan, nafkah, dan menyalurkan hasrat seks pada istri, bersenda gurau dengan anak istri, berolah raga, rekreasi yang sehat, makan dan minum secara umum. Dari Abu Dzar r.a., sejumlah sahabat Rasulullah saw. berkata pada beliau, “Wahai Rasulullah saw., para hartawan itu pergi dengan banyak pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mengerjakan puasa sebagaimana kamipuasa, dan bersedekah dengan kelebihan harta yang mereka miliki (sedang kami tidak mampu).” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah bagi kalian, setiap takbir (Allahu Akbar) sedekah bagi kalian, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah bagi kalian, setiap tahlil (laa ilaaha illallah) adalah sedekah bagi kalian. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar sedekah, dan bersetubuh adalah sedekah pula.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah di antara kami apabila menyalurkan syahwatnya (kepada istri) juga mendapat pahala?” Jawab beliau, “Tahukah kalian, jika dia menyalurkannya pada yang haram (berzina), bukankah baginya ada dosa? Demikian pula jika ia menyalurkannya pada yang halal, maka baginya berpahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Keluar dari setiap kesempitan. Kisah tiga orang yang terjebak dalam gua bukanlah sekedar kisahpelipur lara atau kisah pengantar tidur yang tanpa makna. Tiga orang yang mempersembahkan amalan unggulannya: pertama, birrul walidain; kedua, wafa terhadap pegawainya; dan ketiga, pengendalian syahwat yang luar biasa. Keajaiban itu terjadi karena buah keikhlasan dan keajaiban itu dapat berulang setiap saat, jika syaratnya terpenuhi: ikhlas.
Ada banyak sekali daftar kesempitan pada umat Islam. Kesempitan kemiskinan, kekurangan pangan, lapangan kerja, fitnah teroris, korupsi, pejabat yang culas, perzinahan dan pemerkosaan, mafia peradilan, premanisme dan banyak lagi pernik-pernik kesempitan. Sehingga untuk keluar dari semua kesempitan itu, dibutuhkan bukan hanya tiga orang yang ikhlas, tetapi sepuluh, seratus, seribu, sejuta, sepuluh juta, seratus juta, dan bahkan lebih dari itu.
6. Kemenangan dari tipu daya syetan. Diriwayatkan dari Al-Hasan berkata, “Ada sebuah pohon yang disembah manusia selain Allah. Maka seseorang mendatangi pohon tersebut dan berkata, ‘Saya akan tebang pohon itu.’ Maka ia mendekati pohon tersebut untuk menebangnya sebagai bentuk marahnya karena Allah. Maka syetan menemuinya dalam bentuk manusia dan berkata, ‘Engkau mau apa?’ Orang itu berkata, ‘Saya hendak menebang pohon ini karena disembah selain Allah.’ Syetan berkata, ‘Jika engkau tidak menyembahnya, maka bukankah orang lain yang menyembahnya tidak membahayakanmu?’ Berkata lelaki itu, “Saya tetap akan menebangnya.’
Berkata syetan, ‘Maukah aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik bagimu? Engkau tidak menebangnya dan engkau akan mendapatkan dua dinar setiap hari. Jika engkau bangun pagi, engkau akan dapatkan di bawah bantalmu.’ Berkata si lelaki itu, ‘Mungkinkah itu terjadi?’ Berkata syetan, ‘Saya yang menjaminnya.’
Maka kembalilah lelaki itu, dan setiap pagi mendapatkan dua dinar di bawah bantalnya. Pada suatu pagi ia tidak mendapatkan dua dinar di bawah bantalnya, sehingga marah dan akan kembali menebang pohon. Syetan menghadangnya dalam wujud aslinya dan berkata, ‘Engkau mau apa?’
Berkata lelaki itu, ‘Saya akan menebang pohon ini karena disembah selain Allah.’ Berkata syetan, ‘Engkau berdusta, engkau akan melakukan ini karena diputus jalan rezekimu.’ Tetapi lelaki itu memaksa akan menebangnya, syetan memukulnya, mencekik dan hampir mati, kemudian berkata, ‘Tahukah kau siapa saya?’ Maka ia memberitahukan bahwa dirinya adalah syetan.
Syetan berkata, ‘Engkau datang pada saat pertama, marah karena Allah. Sehingga saya tidak mampu melawanmu. Oleh karena itu saya menipumu dengan dua dinar. Dan engkau tertipu dan meninggalkannya. Dan pada saat engkau tidak mendapatkan dua dinar, engkau datang dan marah karena dua dinar tersebut, sehingga saya mampu mengalahkanmu.'”
7. Meraih kecintaan Allah. Ketika orang beriman beribadah, baik ibadah yang wajib maupun sunnah, dan dilakukan dengan ikhlas hanya karena Allah, pasti mereka meraih kecintaan Allah. Merekalah kekasih-kekasih Allah. Disebutkan dalam hadits Al-Qudsyi“Jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan yang sunnah, maka Aku mencintainya.” (HR Al-Bukhari)

8. Meraih kecintaan manusia. Ketika Allah sudah mencintai hamba-Nya, maka seluruh makhluk dapat digerakkan untuk mencintai hamba tersebut. Rasulullah saw. bersabda, “Jika Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, Allah memanggil Jibril, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Jibril pun mencintai Fulan. Kemudian Jibril memanggil penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan. Oleh karena itu cintailah Fulan.’ Maka penduduk langit mencintai Fulan. Kemudian ditetapkan baginya penerimaan di bumi.” (Muttafaqun ‘alaihi).

9. Meraih kemenangan di dunia dan pahala yang besar di akhirat (lihat surat Ash-Shaff: 10-13). Orang beriman tentulah orang yang ikhlas dan berhak mendapat kemenangan dunia dan pahala besar di akhirat kelak.

Dan hal terakhir hendaknya seorang hamba selalu bergaul dan berkumpul dengan orang orang yang ikhlas. Dengan harapan bisa berqudwah dan mengikuti mereka dalam keikhlasan. Dan bukankah seseorang akan berada dalam agama teman dekatnya? Hingga jika kita ingin melihat agama seseorang cukup dengan melihat agama teman dekatnya, Sebagaimana wasiat sang baginda Shallallahu ‘Alaih Wasallam?. Maka pilihlah kawan yang baik, maka kita pun akan menjadi baik dengan Izin Allah ta’ala.
Mudah mudahan Allah ta’ala memberikan rahmat dan taufik Nya kepada kita semua agar senantiasa diberikan keikhlasan dalam beramal. Karena sesungguhnya tidak ada keselamatan kecuali dengan keikhlasan.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga keimanan kita, menjaga keikhlasan kita dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad. Amiin.

Wallahu ‘Alam bis Showab


Monday 23 November 2015

Google Adsense


Rahasia Cara Daftar Google AdSense Agar Mudah Diterima

·         Platform Blog : Blogger Custom Domain TLD
·         Tema/niche : Gak jelas alias gado-gado Bahasa Indonesia
·         Jumlah Postingan : hanya 5 buah. 2 hasil rewrite dan 3 hasil nulis sendiri
·         Jumlah Halaman : hanya 2 buah. halaman Kontak dan Privacy Policy
·         Umur Blog : 6 bulan
·         Template : Fastest Magz

·         Widget : Popular post, Label, Arsip, Google Plus, Facebook like box, blogroll.

Tuesday 10 November 2015

“SHOLAWAT MUHAMMAD"

Sholawat yang langsung pelajaran dari Baginda Rosululloh Muhammad Sayyidil Mursalin Dari Malaikat Jibril Al Amin Dari Alloh Robbul 'Alamin. Adapun faidah dan fadhilahnya antara lain sebagai sebagai berikut:
1. Diriwayatkan dari Rasululloh Saw: ketika aku sholat dibelakang makan ibrahim (dalam masjidil haram). Setelah selesai sholat aku berdo'a meminta pada Alloh SWT pengampunan untuk ummatku. Sesungguhnya Alloh SWT maha pengampun lagi maha penyayang. Lalu Jibril turun kepadaku, maka aku berkata kepadanya: wahai saudaraku Jibril engkau adalah kekasihku dan kekasih ummatku, pelajarilah aku suatu untukku dan ummatku setelah aku, agar mereka mendapat kebaikan dan rahmat, lalu Jibril berkata: tidak ada diantara seorang muslim yang berdo'a dengan Sholawat Muhammad ini melainkan dia datang pada hari kiamat wajahnya akan bersinar nur bagaikan bulan purnama sehingga para manusia takjub/heran melihatnya seraya berkata mereka: apakah ini yang dimaksud Nabi Rasul atau Malaikat yang terdekat disisi Alloh SWT? Maka mereka dijawab, sesungguhnya ini adalah hamba Alloh SWT yang berdoa dengan sholawat muhammad ini sekali selama hidupnya dan Jibril berkata: wahai Muhammad Rasululloh tidak ada orang yang berdo'a dengan Sholawat Muhammad Ini 15x selama hidupnya melainkan aku (Jibril) dan engkau Muhammad pada hari qiyamat berdiri diantara kuburnya dan Alloh SWT memberikan hadiah seekor kuda dari syorga yang dilengkapi dengan pakaian permata ya'kut merah, maka mereka mendatanginya dan berkata kepadanya: wahai hamba Alloh SWT, tidak ada balasan pahalamu pada hari ini melainkan surga, menetaplah didalam tempat berdampingan dengan Rasululloh Saw. Lalu Jibril berkata wahai Muhammad Rasululloh didalam Sholawat Muhammad ini terdapat Ismullahil A'dhom. Maka barang siapa yang membacanya maka ia akan selamat dari keributan yang lebih besar pada hari qiyamat dan aman selamat dari siksa kubur.
2. Baginda Rasululloh pernah bertanya, wahai saudaraku Jibril apa pahalanya orang yang berdo'a dengan Sholawat Muhammad ini? Maka menjawablah jibril, wahai Muhammad Rasululloh Saw engkau bertanya padaku dari sesuatu yang tahu melainkan Alloh SWT, wahai Rasul Saw seandainya seluruh kayu pohon dibuat pena dan seluruh air laut dibuat mangsi, seluruh manusia dan jin menulisnya,maka mereka tidak akan mampu menuliskannya sebagian pahalanya bacaan sholawat muhammad ini,wahai Muhammad Saw.tidak ada seorang dari ummatmu berdoa dengan sholawat muhammad ini melainkan alloh mencatat baginya pahala empat malaikat dan empat nabi: 1..Pahalamu Wahai Muhammad Saw, 2..Pahalanya Nabi Musa, 3..Pahalanya Nabi Isa, 4..Pahalanya Nabi Ibrahim. Sedangkan 4 Malaikat: 1..Pahalaku(Jibril), 2..Pahalanya Mikail, 3..Pahalanya Isrofil, 4..Pahalanya Izroil. Maka takjublah aku dengan bacaan sholawat muhammad ini sungguh para malaikat selalu memintakan ampun bagi yang berdoa dengannya. Lalu bersabdalah baginda Rasululloh: barang siapa yang beriaman kepada Alloh SWT dan hari ahir, akan tetapi tidak iman/mempercayai dengan sholawat muhammad ini, maka aku bebas (tidak ada hubungan/putus) daripadanya. Dan doa dibebaskan dari padaku. Dan barang siapa mempunyai sholawat muhammad ini akan tetapi tidak mengajarkannya kepada kaum muslimin maka aku bebas dari padanya dan dia bebas dari aku.
3. Riwayat Imam Hasan Bisri Ra. Beliau berkata: baginda Rasululloh bersabda: tidak ada tinggalanku yang lebih afdol(utama)untuk ummatku dari pada sholawat muhammad ini. Maka barang siapa berdo'a dengannya, Alloh Swt.akan menutup 70 pintu dari pintu-pintu bala', adzab dan mala petaka.
4. Riwayat dari baginda Rasululloh Saw: bahwa beliau pernah bersumpah demi Alloh yang mengutusku denga haq sebagai pembawa berita basyir dan nadzir. Barang siapa berdo'a dengan sholawat muhammad ini sepanjang umurnya hanya sekali atau satu jum'at atau satu bulan. Melainkan Alloh SWT akan memasukkannya kedalam surga, bebas hisab(tanpa sidang). dan baginda Rasululloh Saw, berkata: barang siapa menulis sholawat muhammad dan menggantungkannya diatas dirinya, maka Alloh Swt menjauhkan segala macam kejahatan yang ditakutinya(diselamatkannya).
5. Berkata sahabat Umar Bin Khotob Ra, aku tidak pernah melihat baginda rasul meninggalkan membaca sholawat muhammad ini walaupun hanya sehari.
6. Berkata Ustman Bin Affan Ra, aku bisa menghafal al-quran setelah aku diberi pelajaran dan disuruh mengamalkan sholawat muhammad ini oleh baginda rasululloh saw.
Berkata Imam Shofyan Al-Tsauri Ra, celaka orang yang membaca sholawat muhammad ini lalu melupakannya (tidak membacanya). Barang siapa melupakannya, maka betul2 ia menghabiskan umurnya tanpa ada guna (faidah) dan tidak ada yang tahu pahala membacanya melainkan alloh swt.